SIBERKITA.COM, WANGI-WANGI – Dari atas dermaga kayu yang menjadi pelabuhan kecil Pulau Hoga, ikan-ikan hias dengan warna terang terlihat jelas di celah terumbu karang. Air laut jernih, memungkinkan Anda menikmati pemandangan pada kedalaman 2-3 meter tanpa harus terjun ke air. Ini salahsatu alasan, mengapa pulau Hoga tak hanya sekadar menjadi pulau.
Apa yang Anda akan saksikan di Pulau Hoga akan mengingatkan Anda pada film The Beach yang diperankan oleh Leonardo Di Caprio. Pada pukul 6 pagi, keindahan itu tersemburat lewat matahari yang memerahkan sebagian langit. Ini adalah saat tepat untuk menyelam bila Anda merencanakan penyelaman atau snorkling.
Perairan Hoga memiliki sejumlah spot yang cantik dan bahkan menjadi incaran para penyelam (baca si cantik nan naturalis). Pulau ini teduh dengan rerimbunan pohon cemara. Sekitar 200 penginapan sederhana atau homestay, bentuknya menyerupai rumah adat Buton, dibangun dengan model panggung dikelilingi jalan setapak. Umumnya homestay ini milik warga Kaledupa. Dalam ruang sederhana itu, hanya terdapat dua buah tempat tidur dengan kelambu yang disampirkan pada sisi-sisi tiang ranjang.
Nah, untuk mencapai pulau ini, Anda kami sarankan menyewa speedboat yang tarifnya Rp 150,000 dari dermaga Wanci, ibukota Kabupaten Wakatobi. Atau jadilah penumpang reguler yang mengikuti kapal-kapal penumpang umum dan nikmati perjalanan Anda bersama warga Wakatobi lainnya.
Bersantap Hasil Laut
Sehabis menyelam atau bersnorkling, perut tentunya terasa lapar. Jangan risau, di Pulau Hoga, wisatawan akan disajikan makanan khas Pulau Tukang Besi. Menunya, tentu saja aroma hewan laut yang sudah tersedia di warung-warung makan di pulau Hoga. Salah satu masakan khas pulau ini adalah Perangi.
Uniknya, masakan yang berbahan baku ikan ini tidak dimasak, digoreng atau dibakar sekalipun. Namun, daging ikan yang sudah bersih tanpa darah itu, direndam dalam larutan jeruk purut hingga 15 menit.
Jangan takut untuk mengkonsumsinya, karena dijamin ikan tersebut sudah matang melalui proses pematangan oleh jeruk dan tentu saja baunya tetap didominasi oleh aroma jeruk purut.
Selain ikan Perangi, ada lagi masakan khas Pulau Tukang besi yang tak kalah sedapnya. Kerang lunak yang menyebar di pasir putih, orang setempat menyebutnya Buli-buli. Kerang ini ditumis dengan campuran bawang goreng dan terasi. Rasanya kenyalnya tak mangurangi kenikmatan masakan ini.
Penulis: Abdul Saban