25.2 C
Kendari
Wednesday, December 6, 2023
spot_img

Dipicu Kekecewaan, Pansel Calon Direksi Perusda Kolaka “Pecah”

SIBERKITA.COM, KOLAKA–Panitia seleksi (Pansel) calon direksi PD Aneka Usaha/Perusda Kolaka belum juga menghasilkan keputusan apa-apa, meski proses penjaringan calon pimpinan perusahaan milik daerah akan memasuki bulan ke-5.

Belakangan yang terdengar justru  kabar terjadinya “kles” di dalam tubuh Pansel yang diketuai Sekda Poitu Murtopo itu.

Perpecahan itu menyebabkan dua dari 5 orang panitia Pansel memilih keluar dari whatsapp grup “Pansel Direksi Perusda”.

Dua anggota Pansel yang memilih keluar dari grup whatsapp itu yakni Rais Galu dan Hakim Nur Mampa.

Mengenai kabar perpecahan tersebut, salah seorang anggota Pansel Rais Galu yang dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (9/6/2022) menolak berkomentar.

Pansel Calon Direksi Perusda Kolaka, dari kiri ke kanan, Rais Galu, Poitu Murtopo (ketua), dan Hakim Nur Mampa

Sebaliknya Rais Galu menyarankan siberkita.com untuk menghubungi Juru Bicara yang juga sekretaris Pansel Direksi Perusda, Hasimin.

“Selama ini kita sepakat semua hal yang menjadi tugas Pansel menjadi kewenangan juru bicara, pak Hasimin,” katanya.

Secara terpisah, anggota Pansel lainnya Hakim Nur Mampa yang juga dihubungi melalui sambungan telepon tidak menampik kabar perpecahan dimaksud.

Meski demikian anggota Komisi III DPRD Kolaka itu menyatakan kata “perpecahan” tidak tepat dipakai untuk menggambarkan dinamika di dalam tubuh Pansel Direksi Perusda.

“Kalau kles itu tidak ada, hubungan kita baik-baik saja. Saya memang keluar dari grup tapi tetap intens berkomunikasi dengan yang lain,” ungkapnya.

Walau menampik adanya perpecahan atau semacamnya, namun mantan petinggi PT Antam UBPN Sultra itu mengakui adanya sedikit kekecewaan pada dinamika Pansel yang dikesankannya lambat.

“Tugas Pansel adalah tugas mulia yang sangat ditunggu-tunggu orang hasilnya, maaf jika salah persepsi; dengan kesibukan kita semua saya melihat agak terbengkalai ini kerja Pansel makanya saya sarankan kita susun rencana agar tidak ada lagi istilah jadwal masing-masing kita saling  bertabrakan,” bebernya.

“Saya mencoba berkali-kali komentar di grup whatsapp tapi selalu terlambat direspon. Saya ini kan  juga punya kesibukan, sama seperti yang lain juga punya agenda lain, supaya tidak ada hambatan harusnya disusun kegiatan baik-baik supaya semua program berjalan,” tambahnya.

Ditambahkan Hakim, kerja Pansel sebenarnya sangat gampang karena tugasnya hanya menyeleksi 9 bakal calon direksi.

Itu berbeda dengan proses seleksi calon pejabat tinggi pratama di lingkup Pemda Kolaka yang sebelumnya pernah ia lakukan.

“Waktu itu pesertanya banyak dan banyak aturan yang harus kita ikuti, pokoknya itu rumit tapi kita bisa selesaikan tepat waktu. Tapi ini tidak. Saya selalu lempar di grup WA tapi tidak ada respon,” ungkapnya lagi.

Karena ia menjadi anggota di banyak grup whatsapp yang perlu mendapatkan respon cepat, ditambah lagi status grup selalu membebani kapasitas ponsel miliknya, Hakim akhirnya memilih resign dari grup Pansel Perusda.

“Jadi sekali lagi saya pilih keluar dari grup karena itu tadi, banyak yang tanyakan berbagai macam hal dan itu harus direspon cepat tapi bagaimana kalau begitu kita mau jawab apa,” urainya.

Selain dirinya, Hakim membenarkan bahwa anggota grup lainnya yakni Rais Galu ikut keluar dari grup.

“Iya, beliau juga ikut keluar karena lihat saya keluar. Beliau telepon saya tanyakan kenapa keluar, saya jelaskan akhirnya dia keluar juga,” katanya.

Walau  keluar dari keanggotaan grup whatsapp Pansel Direksi Perusda, Hakim mengaku tetap membangun komunikasi dengan anggota Pansel lainnya.

“Keluar dari grup karena saya menganggap semua tugas-tugas sebagai anggota tim sudah selesai. Semua hasil penilaian sudah saya serahkan. Selanjutnya itu tinggal tugas ketua dengan sekretaris bagaimana. Sampai sekarang saya tetap komunikasi tanyakan  bagaimana kelanjutan jadwalnya tapi ternyata tidak ada juga respon,” pungkasnya.

Secara terpisah, Ketua LSM LIDER Sultra Herman Syahruddin menduga adanya konflik interest anggota Pansel pada salah satu  figur calon yang menyebabkan terhambatnya semua tahapan.

“Sejak awal ini sudah terasa dan jelas sekali kelihatan. Sebenarnya seleksi calon direksi tidak berat, tinggal mengacu pada hasil ujian. Kalau tidak memenuhi kriteria penilaian ya tidak lolos. Tapi karena ada kepentingan jadinya begini,” tegasnya.

Menanggapi terjadinya kles dalam tubuh Pansel,  Herman meyakini  bahwa itu adalah imbas dari konflik kepentingan. Karena itu ia berharap bupati selaku Kuasa Pemilik Modal (KPM) PD Aneka Usaha segera mengambil sikap tegas.

“Jelas sekali kan, tidak salah kalau selama ini semua orang curiga. Pak bupati harus segera bersikap,” harapnya.(eat)

 

 

 

 

 

 

 

 

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Latest Articles