SIBERKITA.COM, KOLAKA— Bupati Kolaka Ahmad Safei selaku Kuasa Pemilik Modal (KPM) PD Aneka Usaha/Perumda, melantik direksi dan sekretaris PD Aneka Usaha Kolaka.
Pelantikan tersebut digelar di ruang kerja bupati Kolaka, Kamis (16/2/2023).
Dua direksi yang dilantik adalah Armansyah selaku direktur utama, dan Awal Riadi Yulianto sebagai direktur keuangan, legal, dan pengembangan bisnis.
Sementara Muh.Taufiq Edward yang sebelumnya menjabat direktur operasional dan keuangan dilantik dalam posisi sebagai sekretaris perusahaan.
Seremoni pelantikan turut dihadiri Wakil Bupati Kolaka Muhammad Jayadin, Plh Sekda Wardi, Kepala BKPSDM Andi Wahidah, Asisten II Mustajab, Staf Ahli Bupati Hasimin, dan beberapa tokoh masyarakat.
Dalam sambutannya usai melantik direksi dan sekretaris perusahaan, Bupati Kolaka Ahmad Safei mengingatkan jajaran manajemen PD Aneka Usaha lebih jeli menentukan arah dan prioritas bisnis.
“Tujuan utama didirikan Perusda adalah untuk membantu Pemda meningkatkan PAD. Kita berharap dinamika Perumda tidak hanya bergantung pada satu potensi, makanya dalam struktur ada banyak bidang yang dibuat untuk menangkap semua peluang,” katanya.
Selain mengingatkan pentingnya diversifikasi usaha, Safei juga mengingatkan direksi harus bisa menjaga kekompakan dalam organisasi.
“Untuk mencapai tujuan utama, harus solid. Hanya ada satu matahari, tidak ada matahari lain. Kalau tidak solid itu yang bikin rusak. Tujuan utama tidak tercapai malah kacau,” tambahnya.
Menyinggung tentang efektivitas dan efisiensi organisasi, Safei juga menekankan pengendalian dan pengawasan personil.
Menurut Safei, selama ini kebanyakan karyawan perusahaan milik daerah tidak memiliki visi mendukung kemajuan perusahaan. Banyak yang tidak tahu kerjanya apa.
“Makanya karyawan harus dicarikan pekerjaan karena yang sudah ada sekarang ini tidak mungkin dipecat, nanti bisa bikin kacau saja,” tegasnya.
“Contohnya, Perumda fokus pada pertambangan. Jangan hanya tinggal di kantor. Uang itu ada di lapangan sana, jangan hanya masuk kantor merokok setelah itu tunggu terima gaji. Ke lapangan lah, karena banyak pekerjaan di sana, jangan biarkan mitra bekerja sendiri-sendiri tanpa pengawasan. Akhirnya kalau sudah ada masalah baru mau ke lapangan,” tambahnya.
Lebih jauh, Safei juga mengingatkan anggapan masyarakat bahwa selama ini BUMD, seperti PDAM maupun Perumda identik dengan istilah “sarang penyamun”.
Penyematan istilah tersebut tegas Safei, dikarenakan banyaknya praktik nepotisme dan penyimpangan lain.
“BUMD jangan lagi jadi sarang penyamun. Banyak yang datang untuk jadi karyawan, semua datang bawa keluarganya. Akhirnya semua urusan seperti milik keluarga. Ini lah sebabnya yang namanya PDAM, Perumda atau perusahaan lain disebut sarang penyamun. Ke depan jangan lagi terjadi,” pungkasnya.(eat)